SELIKURAN : TAHLIL KUBUR UNTUK SANG WALI

SELIKURAN : TAHLIL KUBUR UNTUK SANG WALI
kantongcatatan.blogspot.com
"Berkirim Do'a"
Instagram @shidiq_laksananto

Indonesia merupakan negara yang besar dan terdapat ribuan pulau di dalamnya. Memiliki beragam budaya dan tradisi, salah satu di antara sekian banyak adalah tradisi Selikuran yang terdapat di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Selikuran dalam hal ini berarti haul (haulun), yaitu acara yang dilakukan setiap satu tahun sekali untuk memperingati hari wafatnya Wali Allah Khasan Munadi yang merupakan tokoh penyebar agama islam di Desa Nyatnyono dan sekitarnya.
Tradisi Selikuran menurut juru kunci setempat H. Murtadho, sudah ada sejak juru kunci pertama sampai sekarang. Selikuran  di dalam agama islam merupakan hal yang tidak disyariatkan tetapi merupakan suatu bit’ah.
Bit’ah adalah hal-hal yang boleh dilakukan dan boleh untuk tidak dilakukan, jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan jika tidak dilakukan tidak akan mendapatkan pahala,” kata Murtado.
Ia menjelaskan Bit’ah ada dua macam, bit’ah khasanah dan bit’ah dlolalah. Bitah khasanah adalah bit’ah yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala, sedangkan bit’ah dlolalah adalah bit’ah yang tidak boleh dilakukan, karena sudah menyimpang dari ajaran agama. Selikuran itu sendiri merupakan bit’ah khasanah yang bila dilakukan akan mendapatkan pahala.
Ia mengatakan Tradisi Selikuran dilakukan dengan cara tahlil kubur yang dilakukan oleh warga Desa Nyantnyono dan sekitarnya pada malam ke-20 bulan Ramadhan, sedangkan orang orang yang berasal dari luar Desa Nyatnyono setelah malam 21.
“Haul tidak boleh dilakukan pada saat malam ke-21, tetapi boleh dilakukan pada malam sebelum malam ke-21 atau sebaliknya setelah malam ke-21,” kata Murtado.
 Lanjut dia, malam malam tersebut tidak boleh dijadikan sebagai patokan dalam melakukan Haul.
Tahlilan dahulu kala dilakukan di makam Wali Allah Khasan Munadi, tetapi seiring perkembangan zaman dan semakin bertambahnya peziarah yang datang setiap tahunnya, tahlilan dilakukan di pelataran makam,” kata Murtado.
Selain itu, diadakan acara pengajian dalam rangka Haul Wali Allah Khasan Munadi. Usai pengajian masyarakat diajak bersama - sama makan nasi tumpeng yang sudah disediakan oleh warga Desa Nyatnyono.
Wafatnya Wali Allah Khasan Munadi tidak ada yang tahu kapan pastinya, wallahhu a’lam, hanya saja meninggalnya pada bulan Ramadhan,” kata Murtado.
Ia menuturkan makna Selikuran adalah memperingati 1 tahun wafatnya Wali Allah Khasan Munadi dan wafatnya bertepatan pada bulan Ramadhan. Selain itu tradisi ini dilakukan untuk mengenang jasa jasa beliau karena telah berjuang dalam menyebarkan dan menegakkan agama islam di Desa Nyatnyono dan sekitarnya, serta mengambil hikmah dari perjuangannya tersebut.


Sepatutnya kita sebagai penerus bangsa yang berakar budaya dan tradisi untuk tetap melestarikan tradisi – tradisi yang sudah ada, karena tradisi semacam ini merupakan salah satu interaksi sosial masyarakat di era modern yang cenderung individualis dan tidak peduli.

(Sebuah Catatan Studi 2010)
kantongcatatan.blogspot.com
Pintu masuk menuju makam
kantongcatatan.blogspot.com
kantongcatatan.blogspot.com
Nasi Tumpeng yang disediakan untuk dimakan bersama - sama
kantongcatatan.blogspot.com
Warga saling bahu membahu membagikan nasi tumpeng.
kantongcatatan.blogspot.com
Tampak anak - anak kecil bertopikan kantung plastik gembira menjelang makan tumpeng bersama. 
kantongcatatan.blogspot.com
"Kenyang dalam Lelap"
Instagram @shidiq_laksananto
kantongcatatan.blogspot.com
kantongcatatan.blogspot.com
kantongcatatan.blogspot.com
"Bonus Pesta Kembang api dan Kilat"
kantongcatatan.blogspot.com
"CROWDED"
Suasana jalan menuju Makam Hasan Munadi tampak ramai dipenuhi pengunjung dan lapak - lapak penjual.
Instagram @shidiq_laksananto
Foto ini juga terpilih pada ‪Harian Kompas 9 Mei 2017 halaman 26, rubrik klik! Klinik fotografi Kompas oleh Arbain Rambey"
















Share on Google Plus

About Kantong Catatan

Hai, terimakasih sudah berkunjung di laman saya. Perkenalkan saya M. Shidiq laksananto, senang menjalin pertemanan dengan siapa saja dan berdiskusi, termasuk kawan yang sedang membaca tulisan ini. Saya lahir di kota kecil, bagian dari Provinsi Jawa Tengah, yaitu Ungaran. Beribu kata yang mungkin tak dapat terlukiskan tentangnya. Berlatar belakang Gunung Ungaran yang tampak hijau dengan sederet cerita dan kenangan. Main – mainlah ke Ungaran kawan, nanti saya ajak berkeliling menikmati indahnya kota saya dan lezatnya asem – asem dan sambel tomat masakan ibu. Saya menyukai budaya dan sastra, hobi saya berpetualang, fotografi dan videografi. Selain itu, juga suka menulis. Saat ini saya bekerja sebagai fotografer dan videografer freelance di Kota Semarang. Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan siapa saja dan mendengarkan cerita serta pengalaman kawan semua. Selamat menikmati beberapa karya saya di laman ini. Saya ucapkan terima kasih kepada kawan – kawan yang sudah mengunjungi dan membaca laman saya. Doa – doa terbaik untuk kawan semua.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

bagikan