KESENIAN KUDA LUMPING


KUDA LUMPING, BERKESENIAN PENGALIH KEBIASAAN HURA - HURA
kantongcatatan.blogspot.com


Kesenian kuda lumping merupakan salah satu kesenian yang ada di desa keji, tepatnya berada di Dusun Suruhan, Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten  Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Pendiri sekaligus ketua Kesenian Kuda Lumping di desa keji adalah bapak Rajak Suharto (narasumber). Kesenian kuda lumping berdiri sejak tahun 1971, dan baru pada tahun 2006 kesenian ini resmi menjadi kesenian wisata setelah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, semenjak itu Desa Keji menjadi desa wisata kesenian tradisional Jawa.
Kesenian Kuda Lumping diresmikan sebagai kesenian wisata di Kabupaten Semarang. Kesenian Kuda Lumping hanya tampil pada saat diundang dalam acara tertentu seperti hajatan. Hasil dari pementasan kuda lumping seluruhnya dimasukan ke dalam kas kesenian Desa yang nantinya dipergunakan untuk membeli properti dan peralatan Kesenian Kuda Lumping. Menurut narasumber, setiap pertunjukan para anggota kesenian tidak pernah diberi honor, karena kesenian ini bersifat sukarela yang dimainkan oleh warga Desa Keji, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik terhadap pembagian uang hasil pertunjukan yang tidak merata.

Sejarah Kesenian Kuda Lumping di Desa Keji
kantongcatatan.blogspot.com            Pada mulanya di Desa Keji tidak ada kesenian sama sekali, kemudian para tokoh tokoh adat Desa Keji berkumpul membahas tentang adat kebiasaan masyarkat Desa yang suka bermain judi dan bermain wanita, kemudian narasumber mengusulkan untuk mengalihkan kebiasaan kebiasaan itu dengan sebuah kesenian. Para tokoh adat setuju dengan usulan beliau tentang diadakannya sebuah kesenian, yaitu Kesenian Kuda Lumping.
Kesenian Kuda Lumping ini merupakan kesenian warisan turun temurun keluarga dari narasumber. Kesenian ini awal mulanya berasal dari daerah Tengaran, Kabupaten Semarang, kemudian beliau hijrah dari Tengaran pindah ke Desa Keji dan mendirikan Kesenian Kuda Lumping dengan warga Desa Keji.
            Kesenian Kuda Lumping di Desa Keji berbeda dengan kesenian – kesenian dari daerah lain, karena tidak menggunakan atraksi atraksi berbahaya seperti kesenian jatilan lainnya, karena beliau beranggapan bahwa menggunakan atraksi berbahaya ditakutkannya nanti akan menjadikan ajang kesombongan para pemain. Menurutnya jika terjadi kesurupan (dibaca: kerasukan) dan melakukan atraksi atraksi  yang dilakukan pemain Kesenian Kuda Lumping bukan merupakan sesuatu hal yang dibuat buat atau di sengaja, melainkan kehendak dari Danyang (Roh penunggu dan penjaga Desa Keji). Kerasukan seperti ini tidak selalu terjadi pada setiap pertunjukan kecuali kehendak Danyang tersebut.

Kesenian Tiga Zaman
            Kesenian Kuda Lumping yang berada di Desa Wisata Keji ini terdapat tiga unsur  kesenian yang disebut dengan Kesenian Tiga Zaman. Kesenian tiga zaman adalah para pemainnya digolongkan kedalam usia usia tertentu, seperti kesenian yang pemainya anak -   anak SD, pemainnya para remaja, pemainnya orang-orang yang sudah dewasa, dan pemainya adalah para orang tua.
            Pertunjukan Kesenian Kuda Lumping pada mulanya rutin diadakan setiap minggu, tetapi lama kelamaan, Kesenian Kuda Lumping hanya dipentaskan apabila ada tamu yang berkungunjung ke Desa Keji.

Ritual-ritual sebelum diadakannya pertunjukan Kesenian Kuda Lumping
            Sebelum diadakan pertunjukan Kesenian Kuda Lumping, selalu diadakan ritual-ritual terlebih dahulu seperti,:
1.      Ritual merti dusun/sedekah desa yaitu dengan cara menanggap wayang.
2.      Iriban banyu dari kemproyoso (mata air/sumber mata air di Desa Keji) yang kemudian di arak keliling desa yang dibarengi dengan wayangan/menanggap wayang.
Lalu dilanjutkan dengan penyerahan tumpeng dari setiap RT di Desa Keji kepada Bapak Bayan (humas masyarakat Desa/tokoh adat Desa setempat). Setelah penyerahan tumpeng tersebut dilakukan bancaan desa (makan bersama-sama yang dilakukan seluruh warga desa) yaitu setiap warga Desa membawa makanan sendiri sendiri, kemudian dijadikan satu dengan makanan yang dibawa warga Desa dan dimakan secara bersama sama seluruh warga. Setelah prosesi ritual dilakukan, pada keesokan harinya Kesenian Kuda Lumping baru dimulai.


Sesajian Kesenian Kuda Lumping
            Sesajian yang dimaksud dalam Kesenian Kuda Lumping dikhususkan untuk persembahan Danyang Desa Keji. Di Desa Keji sendiri terdapat dua Danyang, yang satu danyang laki-laki dan yang satunya lagi danyang perempuan. Danyang laki-laki itu biasanya udut (rokok) dan danyang yang perempuan biasanya kinang. Mengapa hal semacam ini dilakukan? Karena untuk menghormati roh roh yang terlebih dahulu mendiami desa tersebut sebelum kedatangan manusia dan untuk meneruskan adat budaya.

Pakaian dalam Kesenian Kuda Lumping
            Pakaian dalam Kesenian Kuda Lumping ini terdiri dari :
  1. katok/celana
  2. baju
  3. sabuk epek timang
  4. kerah gulu
tidak ada makna simbolis khusus dalam pakaian Kesenian Kuda Lumping, hanya bersifat biasa.

Musik dan instrumen dalam Kesenian Kuda Lumping
kantongcatatan.blogspot.com
            Bapak Rajak mengkolaborasikan antara gamelan dipadukan dengan suara dari lesung (tempat/alat untuk menumbuk padi secara tradisional)
kantongcatatan.blogspot.com
Instrument dalam Kesenian Kuda Lumping ini terdiri dari bendik dan gamelan, tetapi jika hanya disajikan dengan salah satu instrumen, pertunjukan Kesenian Kuda Lumping tetap bisa dimainkan. Penyajian hanya dengan bendik bisa dipadukan dengan gamelan. Jika ditambah dengan gamelan, maka musik dalam Kesenian Kuda Lumping bisa menjadi musik campur sari.
Selain musik tersebut sebagai pengiring Kesenian Kuda Lumping, juga sebagai musik penanda pengatur tempo kecepatan dalam gerakan – gerakan dalam tarian Kesenian Kuda Lumping. Selain itu sebagai pembeda dari gerakan-gerakan yang akan ditarikan.

Macam-macam tarian dalam Kesenian Kuda Lumping
            Macam-macam tarian dalam Kesenian Kuda Lumping ini sendiri terdapat berbagai tarian, yang diantaranya adalah:
  1. panaragan
  2. kejawan
  3. mataraman
  4. prajuritan

Maskot Kesenian Kuda Lumping di Desa Keji adalah kuda debog (pelepah pisang yang dibuat peperti kuda – kudaan/kuda lumping) dan kesenian ini (kuda debog) merupakan kesenian satu-satunya yang ada di Jawa Tengah.

Acara yang disajikan
pertama kuda debog, selanjutnya tari pesisiran (tarian yang penarinya semua adalah perempuan). Joget tarian yang halus dengan tembang padang bulan dan prau layar. Jumlah pemain satu grup/kelompok terdiri dari 5 – 6 orang.

Tempat pertunjukan Kesenian Kuda Lumping
kantongcatatan.blogspot.com
            Tempat pertunjukan Kesenian Kuda Lumping ini dilakukan dilapangan YTC di Desa Keji.

Makna Kesenian Kuda Lumping
            Makna dari Kesenian Kuda Lumping adalah selain sebagai sarana hiburan juga sebagai suatu wujud/bentuk untuk tetap melestarikan kesenian hasil – hasil warisan dari para sesepuh dahulu/warisan dari leluhur dahulu supaya kita tidak meninggalkan  kesenian – kesenian yang telah diwariskannya.
            Selain itu juga, Kesenian Kuda Lumping merupakan sarana untuk mendidik para pemuda untuk tidak terjerumus ke jalan yang salah dan sebagai orang Jawa, harus tahu/mengetahui dan melestarikan kesenian Jawa.

Menurut narasumber, “belum lama ini kesenian kuda lumping ini pernah diminta oleh Malaysia, tetapi ditolak, karena kesenian ini merupakan warisan asli bangsa Indonesia khususnya Kesenian Jawa.
kantongcatatan.blogspot.com
Narasumber (dalam sebuah wawancara) Bapak Rajak Suharto, ketua sekaligus pimpinan Kesenian Kuda Lumping
Share on Google Plus

About Kantong Catatan

Hai, terimakasih sudah berkunjung di laman saya. Perkenalkan saya M. Shidiq laksananto, senang menjalin pertemanan dengan siapa saja dan berdiskusi, termasuk kawan yang sedang membaca tulisan ini. Saya lahir di kota kecil, bagian dari Provinsi Jawa Tengah, yaitu Ungaran. Beribu kata yang mungkin tak dapat terlukiskan tentangnya. Berlatar belakang Gunung Ungaran yang tampak hijau dengan sederet cerita dan kenangan. Main – mainlah ke Ungaran kawan, nanti saya ajak berkeliling menikmati indahnya kota saya dan lezatnya asem – asem dan sambel tomat masakan ibu. Saya menyukai budaya dan sastra, hobi saya berpetualang, fotografi dan videografi. Selain itu, juga suka menulis. Saat ini saya bekerja sebagai fotografer dan videografer freelance di Kota Semarang. Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan siapa saja dan mendengarkan cerita serta pengalaman kawan semua. Selamat menikmati beberapa karya saya di laman ini. Saya ucapkan terima kasih kepada kawan – kawan yang sudah mengunjungi dan membaca laman saya. Doa – doa terbaik untuk kawan semua.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 comments:

bagikan