CUT NYAK DIEN

TJOET NJAK DHIEN DALAM FILM
Foto sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Cut_Nyak_Dhien

Film intelek
Bila kita menonton film intelek dan sejenisnya, maka tiga komentar yang paling merepresentasikan reaksi penonton setelah menyaksikannya adalah (1) membosankan; (2) memusingkan dan (3) melelahkan. Pemikiran-pemikiran seperti ini terbilang logis karena untuk dapat menikmati—atau bahkan memaknai—suatu film yang kompleks secara sempurna memang bukan perkara mudah. Bila kita sebagai penonton tidak cukup jumawa dalam menafsirkan apa yang ditontonnya, kendala-kendala di atas pastinya akan sulit diatasi.
bahwa sesungguhnya upaya penafsiran makna sebuah film berada sepenuhnya di tangan penonton. Dan oleh karenanya, sebuah film baru pantas disebut intelektual jika penontonnya pun cukup cerdas untuk memaknainya. Singkatnya, film intelek butuh penonton yang juga intelek untuk bisa eksis. Film intelek adalah film yang membutuhkan kematangan dan kedewasaan berpikir dari penontonnya

Pemahaman film
 Pemahaman adalah suatu usaha yang dilakukan para penikmat film dalam memahami masalah – masalah , ide – ide  atau gagasan – gagasan dalam sebuah film yang di buat dan diciptakan oleh sutradara. Dengan melihat lebih dalam akan nilai-nilai filosofis yang tersirat dalam sebuah film serta membuka mata akan eksistensi film-film yang bersifat non-linear, diharapkan agar penonton dapat memperoleh cara pandang baru dalam melihat dan menilai film. Film dalam konteks bukan sekedar media hiburan, tetapi kembali ke akarnya sebagai wadah seni untuk berekspresi serta memperoleh apresiasi sejati dari penontonnya


Menikmati Film
Menikmati film intelek sesungguhnya memiliki keasyikan tersendiri, terutama bagi anda yang telah terbiasa menikmatinya. Bagi penonton yang lebih sering menikmati film-film yang lebih “normal”,mungkin inilah saatnya bagi anda untuk menjajal sesuatu yang baru dalam menonton film. Sedikit berpikir saat menonton tentu bukan sesuatu yang buruk dan mungkin akan memberikan sesuatu sensasi yang berbeda.
Isi
Judul Film       : TJOET NJAK DHIEN
Sutradara         : Eros Djarot
Pemeran          : Cristine Hakim, Slamet Rahardjo, Pitrajaya Burnama, Hendra Yanuarti, Rita Zahara, Hermin Centhini, Roy H. Karyadi, Fritz G. Schadt, John Iskandar, Tuanku fjalil, Joes Terphase, Eko Handoko.
Durasi                          : 133 Menit

Jalan cerita
Keterlibatan Tjoet Njak Dien dalam perang Aceh nampak sekali ketika terjadi pembakaran terhadap Mesjid Besar Aceh. Dengan amarah dan semangat yang menyala-nyala berserulah ia, “Hai sekalian mukmin yang bernama orang Aceh! Lihatlah! Saksikan sendiri dengan matamu mesjid kita dibakarnya! Mereka menentang Allah Subhanahuwataala, tempatmu beribadah dibinasakannya! Nama Allah dicemarkannya! Camkanlah itu! Janganlah kita melupakan budi si kafir yang serupa itu! Masih adakah orang Aceh yang suka mengampuni dosa si kafir yang serupa itu? Masih adakah orang Aceh yang suka menjadi budak Belanda?”

Teuku Ibrahim dan beberapa pengikutnya syahid. Penyebab peristiwa itu adalah persenjataan Belanda yang lebih unggul, juga karena adanya pengkhianatan yang dilakukan oleh seseorang yang bernama Habib Abdurrahman. Begitu menyakitkan perasaaan Cut Nyak Dien akan kematian suaminya yang semuanya bersumber dari kerakusan dan kekejaman kolonial Belanda

Cut Nyak Dhien berusaha keras untuk menghindarkan diri dan setiap usaha tentara Belanda untuk menangkapnya dengan cara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Akibatnya ruang gerak gerilyawan semakin terbatas, meskipun demikian semangat perlawanan Cut Nyak Dhien tidak pernah padam, tetapi pendukungnya semakin melemah kekuatannya, baik secara fisik maupun mental. Secara fisik terlihat dengan situasi yang serba kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Untuk memperoleh makanan gerilyawan tidak lagi bebas berkeliaran di desa-desa karena setiap gerak-gerik yang mencurigakan ditangkap oleh marsose. Mereka hanya memakan daun dan umbi-umbian yang ada di dalam hutan, dan berteduh pada gubuk-gubuk darurat yang siap untuk ditinggalkan guna menghindari pengejaran kompeni.
Tempat persembunyiannya tidak pernah diketahui oleh masyarakat biasa, banyak ketentuan-ketentuan yang diberlakukan, diantaranya penyamaran dan memakai anak-anak kecil sebagai mata-mata. Persembunyiannya hanya terbuat dari gubuk yang ditutupi dedaunan, dilarang pemakaian api karena dapat memberikan petunjuk dengan adanya kepulan asap. Tempat menuju ke persembunyiannya dibuat menyesatkan, untuk menjaga keselamatan diadakan penjagaan oleh pengikut-pengikutnya secara bergantian.
Lama-lama pasukan Tjoet Njak Dien melemah. Kehidupan putri bangsawan ini kian sengsara akibat selalu hidup di dalam hutan dengan makanan seadanya. Usianya kian lanjut, kesehatannya kian menurun. Mental mereka juga mengendur dengan adanya penghacuran-penghacuran yang dilaksakan oleh kompeni terhadap kubu-kubu pertahanan tanpa meninggalkan satu manusia pun tersisa. Selain itu, sering pula dilakukan penyandraan terhadap istri dan anak-anak mereka agar, gerilyawan itu menyerahkan diri. Selama bertahun-tahun Tjoet Nyak Dhien memimpin perjuangan bersama pengikutnya. Kerentaan karena usia, penyakit encok, dan rabun melemahkan tubuhnya. Sumber makanan yang tidak pasti karena benar-benar telah habis. Kemudian Harta benda habis pada suatu penyerbuan yang tiba-tiba dari pihak Belanda yang membuat Tjoet Nyak Dhien menderita bersama pengikut-pengikutnya. Penderitaan yang begitu berat membuat iba Pang Laot selaku panglimanya. Pada waktu itu disampaikannya perasaan ini kepada Tjoet Nyak Dhien untuk menghentikan perlawanan. Kemarahan, kemurkaan, dan caci maki yang diterima oleh Pang laot dari Tjoet Nyak Dhien, dengan suara keras dan murka Tjoet Nyak Dhien berkata: Lebih baik aku mati di rimba ini daripada menyerah kepada kafir.
Walaupun demikian Pang Laot dengan berat hati mengkhianati Tjoet Nyak Dhien. la memutuskan untuk melapor kepada Belanda. Pang Laot memunculkan diri di barak Belanda yang dipimpin oleh Letnan Van Vuuren. Kedatangan Pang Laot untuk berunding dan menyerahkan Tjoet Nyak Dhien, maka Letnan Van Vuuren menyambut baik kedatangannya. Van Vuuren membawa Pang Laot kepada atasannya Van Veltman. Perundingan diadakan, Pang Laot bersedia menyerahkan Tjoet Nyak Dhien dengan syarat Tjoet Nyak Dhien harus dijaga sebaik-baiknya, perundingan pun disepakati.
Atas kesepakatan bersama Pang Laot mencari Tjoet Nyak Dhien ke Pameue. Pencariaan pertama masih mengalami kegagalan. Pada suatu tempat di dalam rimba yang diperhitungkan gubuk milik Tjoet Nyak Dhien diadakan penyergapan. Walaupun kedatangan pasukan marsose yang mengejutkan pasukan Tjoet Nyak Dhien yang tinggal sedikit jumlahnya masih sempat melakukan perlawanan. Perlawan yang tidak berimbang dan tergesa-gesa mengakibatkan banyaknya timbul korban. Panglima Habib Panjang yang saat itu ditugaskan Tjoet Nyak Dhien menjaga disitu tewas ketika hendak menyelamatkan anak buahnya. Kemudian Pang Laot mengusulkan untuk menunggu hingga bekal dari pasukan Tjoet Nyak Dhien habis. Dan di saat seorang anak kecil kurir Tjoet Nyak Dhien tertangkap oleh Pang laot, maka terungkaplah dimana pondok persembunyian Tjoet Nyak Dhien. Gerak cepat Van Veltman memerintahkan anak buahnya untuk menyerang pondok tersebut. Saat itu Tjoet Nyak Dhien sedang bersama Cut Gambang. Perlawanan tetap dilakukan,
Tjoet Nyak Dhien sudah begitu uzur, matanya rabun, berjalan pun hanya ditandu oleh pengawalnya. Amarahnya begitu memuncak kepada Pang Laot dan Kompeni. Caci maki dan sumpah serapah dilontarkan Tjoet Nyak Dhien kepada keduanya. Van Veltman menberikan rasa hormat kepada Tjoet Nyak Dhien, tetapi Tjoet Nyak Dhien merasa ini tidak ada artinya sama sekali, karena ia merasa lebih baik mati dari pada harus tunduk kepada kompeni. Ketika tertangkap wanita yang sudah tak berdaya dan rabun ini, mengangkat kedua belah tangannya dengan sikap menentang. Dari mulutnya terucap kalimat, “Ya Allah ya Tuhan inikah nasib perjuanganku? Di dalam bulan puasa aku diserahkan kepada kafir”. Tjoet Njak Dien marah luar biasa kepada Pang Laot Ali. Dan disaat Pang Lot menghampiri Tjoet Nyak Dhien, Pang Laot terkena tikaman dari Tjoet Nyak Dhien.
Sesuai dengan kesepakatan antara Pang Laot, Letnan Van Vuuren dan Kapten Van Veltman maka Tjoet Nyak Dhien dibawa ke Kutaradja. Tjoet Nyak Dhien diperlakukan sebagaimana layaknya seorang Puteri bangsawan dengan makanan, pakaian, dan pelayanan yang baik. Simpati rakyat tidak pernah berkurang kepadanya. Dalam tahanan di Kutaradja berganti-gantian rakyat menjenguknya. Karena khawatir masih bisa menggerakkan semangat perjuangan Aceh, Tjoet Njak Dien terpaksa dijatuhi hukuman pengasingan ke Pulau Jawa pada 1907, yang berati mengingkari salah satu butir perjanjiannya dengan Pang Laot Ali.

Muatan budaya
kebudayaan masyarakat muslim yang sangat marah jika apa yang diyakininya dirusak oleh tentara Belanda. Kebudayaan masyarakat Aceh yang sangat menjujung nilai-nilai hukum sesuai dengan ajaran agama islam serta membela tanah airnya sampai titik darah penghabisan..

Keunggulan film
Tjoet Nyak Dien, revolusioner wanita yang sangat menginspirasi, lewat sebuah tayangan kolosal
karya anak bangsa Eros Djarot, Tjoet Nyak Dhien yang mendapatkan supremasi yang terbesar di pentas perfilman di Indonesia dan festival film Asia. Pemahaman akan kesejatian makna hidup benar-benar beliau aplikasikan dalam tindakannya, tanpa harus mencederai fitrahnya sebagi perempuan.
Berperan sekaligus sebagai Istri, Ibu, motivator dan pemimpin perang. Berdiri dalam garda depan perang penjajahan, karena keadaan memang mengharuskan demikian.. Berfikir sederhana ala perempuan, namun terbukti lebih efektif dalam merumuskan strategi perang. Karena perempuan dianugerahi sesuatu yang lebih dari laki-laki untuk berfikir, tidak hanya dengan akal, tidak hanya berfikir rasional, tetapi dengan keyakinan, insting dan firasat yang dikendalikan oleh hati. Ikhlas dan totalitas pengabdian untuk membela Pertiwinya..

Manfaat film
Film tjoet Nyak Dhien sangat bermanfaat untuk untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gughur dimedan perang serta mendidik para generasi untuk bersikap nasionalisme. Film ini dapat membuat kita menyadari betapa kerasnya perjuangan para pahlawan. Film ini juga layak untuk dilihat oleh semua orang agar menumbuhkan semangat nasionalisme terhadap Negara kesatuan republik Indonesia.

Eros Djarot
Eros Djarot Lahir di Rangkasbitung, Banten, 22 Juli 1950
Eros Djarot dikenal sebagai sosok budayawan, sutradara film yang juga seorang politikus. Lahir di Rangkasbitung, Banten, 22 Juli 1950, Eros tercatat sebagai aktifis dan penulis kolom di sejumlah media hingga kini.
Adik kandung dari aktor Slamet Rahardjo Djarot ini pernah menjadi peraih pemenang lima besar (nominator) Mike Burke’s Award, BBC Documentary Competition 1979 dan juga terkenal sebagai sutradara film TJOET NJAK DHIEN (1998) yang pernah menjadi film terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI). Selain juga terkenal sebagai pencipta soundtrack BADAI PASTI BERLALU.
Kini Eros Djarot terjun di dunia politik, menjabat sebagai ketua Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK). Di mana sebelumnya Eros Djarot pernah aktif di Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) pimpinan Megawati Soekarno Putri dan Partai Nasionalis Bung Karno.


http://bangbegs.blogspot.com/2009/08/mari-menonton-sambil-berpikir-lewat
Cut Nyak Dhien, www.acehpedia.org
Cut Nyak Dhien, www.virtualaceh.com
VCD film Tjoet Nyak Dhien



Share on Google Plus

About Kantong Catatan

Hai, terimakasih sudah berkunjung di laman saya. Perkenalkan saya M. Shidiq laksananto, senang menjalin pertemanan dengan siapa saja dan berdiskusi, termasuk kawan yang sedang membaca tulisan ini. Saya lahir di kota kecil, bagian dari Provinsi Jawa Tengah, yaitu Ungaran. Beribu kata yang mungkin tak dapat terlukiskan tentangnya. Berlatar belakang Gunung Ungaran yang tampak hijau dengan sederet cerita dan kenangan. Main – mainlah ke Ungaran kawan, nanti saya ajak berkeliling menikmati indahnya kota saya dan lezatnya asem – asem dan sambel tomat masakan ibu. Saya menyukai budaya dan sastra, hobi saya berpetualang, fotografi dan videografi. Selain itu, juga suka menulis. Saat ini saya bekerja sebagai fotografer dan videografer freelance di Kota Semarang. Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan siapa saja dan mendengarkan cerita serta pengalaman kawan semua. Selamat menikmati beberapa karya saya di laman ini. Saya ucapkan terima kasih kepada kawan – kawan yang sudah mengunjungi dan membaca laman saya. Doa – doa terbaik untuk kawan semua.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

bagikan